Pendidikan finansial pada anak masih menjadi hal yang tabu
bagi beberapa orang tua. Mereka menggangap ini bukan hal yang terlalu penting. Bahkan,
sebagian orang tua tersebut malah menyepelekan masalah ini. Tidak sedikit
orang tua yang selalu menuruti semua keinginan anaknya. Akibatnya, banyak anak
yang tidak mengerti susahnya mencari uang. Anak-anak akan mudah marah apabila
keinginannya tersebut tidak dipenuhi. Ketika dewasa, si anak akan lebih bisa melakukan apa
saja jika orang tua tidak menuruti kemauannya, termasuk mencuri uang, mencopet,
atau bahkan merampok. Oleh karena itu, pendidikan finansial sejak dini itu
sangat penting.
Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya. Pepatah tersebut
masih berlaku sampai sekarang dan menjadi cara yang ampuh dalam mendidik anak untuk memahami finansial. Semakin rajin belajar, maka orang tersebut akan semakin pandai.
Demikian pula dengan hemat pangkal kaya, orang bisa menjadi kaya jika bisa
berhemat. Sekaya apapun orang, jika tidak bisa berhemat atau boros, kekayaan
yang dimiliki akan habis juga. Namun, yang perlu ditekannya di sini adalah
hemat bukan berarti kikir.
Tak ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya sukses di
masa mendatang, terutama dalam hal kehidupan finansialnya. Orang tua akan juga akan
lebih bahagis ketika si anak sudah berada dalam kondisi kebebasan finansial atau
financial freedom, kondisi di mana si anak mempunyai pendapatan yang terus mengalir dengan sendirinya tanpa menggantungkan hidupnya dengan pekerjaan
sehari-hari ataupun penghasilan orang tuanya. Untuk itu, orang tua seharusnya memberikan
pendidikan finansial kepada anak sejak dini.
Dengan pendidikan finansial sejak dini anak akan belajar
mengenal uang dan menggunakannya dengan benar dan bijak. Orang tua sebaiknya mengajarkan
pendidikan finansial kepada anak sejak anak sudah bisa berhitung, mulai dari
penambahan dan pengurangan. Jika anak sudah mengenal uang, orang tua bisa
mengajak anak ke pasar atau supermarket untuk mengajarkannya tentang konsep
jual beli, berapa rupiah barang yang dibeli, berapa
rupiah yang harus dibayarkan ke penjual, berapa rupiah uang kembaliannya, dan lain sebagainya. Dengan
hanya melihat si anak akan lebih paham tentang konsep jual beli.
Selain itu, orang tua bisa memberikan contoh dengan cara
menabung menggunakan celengan. Namun, menabung bukan hal yang mudah untuk anak-anak.
Mereka cenderung akan langsung membelanjakan uangnya untuk sekedar membeli
makanan, minuman, mainan, ataupun lainnya yang terkadang sebenarnya tidak mereka
perlukan. Orang tua harus menjelaskan pepatah “sedikit-sedikit lama-lama akan
menjadi bukit”. Jika anak mau menabung, menyisihkan uang jajannya walaupun
hanya sedikit, lama-lama tabungannya akan banyak. Tentu saja si anak bisa
mendapatkan barang dengan nilai yang tinggi dengan hasil jerih payah menabungnya
itu, seperti membeli sepeda. Orang tua juga bisa memberikan saran kepada anak, jika
mereka mendapatkan uang koin 1000 rupiah, mereka harus memasukkannya ke dalam
celengan, sedangkan uang dengan nominal lain si anak tidak harus memasukkannya
ke dalam celengan. Dengan cara ini si anak juga akan belajar untuk lebih
disiplin, menahan keinginannya untuk membeli barang yang tidak perlu, dan
menghargai uang yang didapatnya.
Mengajarkan finansial kepada anak bisa jadi membuat orang tua kadang merasa bosan. Namun, orang tua jangan sampai menuruti semua keinginan anaknya, terutama untuk hal-hal yang sebenarnya tidak dia perlukan. Jika anak memang menginginkan suatu barang, orang tua harus meminta anak untuk menabung. Orang tua bisa memberi uang jajan lebih untuk anak, kemudian meminta anak tersebut menabung kelebihan uang jajannya tersebut. Orang tua harus memberi pengertian kepada anak, jika mereka ingin segera membeli barang yang diinginkannya tersebut, si anak harus rajin menabung. Jika anak bersikeras tetap membelanjakan uang jajannya tersebut, si anak tidak akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Orang tua perlu menekankan bahwa uang yang dibelanjakan si anak tidak boleh lebih besar daripada uang yang didapatkannya. Orang tua wajib memberikan penjelasan tentang hal-hal yang dia butuhkan, apa yang diinginkan, dan apa yang bisa dia dapatkan dengan tabungannya tersebut. Dengan demikian, anak akan belajar membuat keputusan keuangan dengan lebih bijak dan bertanggung jawab atas keputusannya tersebut.
Tak hanya itu, orang tua juga bisa memberikan pendidikan
finansial dengan cara mengizinkan si anak berdagang kecil-kecilan jika si anak tersebut memang mempunyai
minat dalam hal jual beli. Si anak bisa memulai dengan berjualan makanan kecil
atau sejenisnya di sekolah atau kampungnya. Semakin lama si anak akan semakin
cerdas dalam berhitung terutama dalam menghitung keuntungan yang didapatnya. Si
anak akan belajar lebih banyak dalam mengurus keuangannya dan belajar menghargai
uang. Mereka akan memahami bahwa untuk mendapatkan uang itu bukan hal yang
mudah. Selain itu, dengan cara si anak juga akan semakin mandiri, percaya diri,
berani, terampil, dan mampu berbicara dengan orang lain.
Jika mempunyai waktu yang luang, orang tua bisa mengajak si anak ke bank.
Selain ke bank, orang tua juga bisa mengajak anaknya tersebut untuk membayar
polis asuransi seperti di perusahaan asuransi Sun Life Financial. Sun Life
Financial menyediakan berbagai produk asuransi, seperti asuransi jiwa, pendidikan, dan lain sebagainya. Secara
tak langsung hal ini akan membuat anak penasaran, mengapa orang tuanya tersebut
harus menabung dan atau membayar polis asuransi. Orang tua bisa menjelaskan
bahwa mereka menabung untuk kebutuhan di msa depan, seperti menyiapkan biaya untuk membeli rumah, beribadah haji atau umroh,
serta pendidikan anaknya tersebut. Nantinya setelah dewasa, si anak biasanya
juga akan mengikuti jejak orang tua untuk menabung dan atau memanfaatkan jasa
asuransi.
Mengajarkan pendidikan finansial kepada anak seperti menabung
memang terlihat sepele. Akan tetapi, pendidikan ini dapat membentuk mindset anak
sejak dini dan menjadikannya pondasi yang kuat saat dewasa nanti. Si anak bisa merencanakan dan menyiapkan masa depan dengan lebih
baik, khususnya dalam hal keuangan, serta mewujudkan mimpinya dengan lebih cepat.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Melek Finansial Sejak Dini"